Minggu, 14 Oktober 2018

MENGENAL FASHION CASUAL ALA SUPORTER SEPAKBOLA

Mengenal Fashion Casual Ala Suporter Sepakbola

Ditulis oleh  Ady Nugraha
Diterbitkan di gaya hidup
1499773422875 Adidas shoes PA Images
Ilustrasi Via Vicesport

Sumber.com - Saat mendengar kata 'suporter sepakbola', apa yang kamu pikirkan? Tentu saja yang ada dalam gambaran kita, mereka adalah pendukung sebuah klub sepakbola yang mereka sayangi. Berbagai ragam suporter pun muncul dengan ciri khas tertentu.

Salah satu kultur suporter tim sepakbola adalah casual yang berasal dari Inggris. Sesuai namanya, mereka adalah suporter sepakbola yang identik dengan fashion casual. Tidak hanya di tribun, style mereka pun ternyata dipakai pula hingga dalam kehidupan sehari-hari.

SJP MAI 151013morecolour 01599JPG
Ilustrasi Via Walesonline

Casual menggunakan gaya berpakaian dengan merk-merk ternama dunia yang sering disebut clobber. Menurut sebuah sumber,  casual muncul di Inggris pada sekitar tahun 70 an dengan dipelopori oleh suporter Liverpool setelah menemani tim kesayangannya tersebut berlaga di ajang Liga Champions. Mereka berpakaian dengan merk yang sebelumnya tak dikenal di Inggris seperti Sergio Tachini, Fila Vintage, Kappa dan Adidas.

Karena beberapa kalangan menyebutnya aneh, style tersebut kemudian mengundang perhatian. Beberapa kalangan kemudian mengadopsi fashion style casual tersebut. Kini, budaya berpakaian ala casual telah menjamur ke seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia.

Lalu seperti apa style casual tersebut? Yuk intip penampilan style casual dalam kultur sepakbola berikut ini


1.Sepatu
6a00d8341c2f0953ef0120a5fafef6970c 500wi
Ilustrasi Via Blogger

Satu hal yang identik dari tren casual adalah sepatu. Sepatu yang mereka kenakan biasanya berkesan lebih santai. Tentu saja, merk adidas merupakan paling diminati.

2.Topi
Selain sepatu, hal lain yang menjadi ciri khas casual adalah topi, meski tidak selalu dipakai. Topi casual biasanya bermotif sederhana, kotak-kotak atau polos dengan label merek yang didominasi oleh produk fashion ternama.
tumblr mad8bpekxu1r6sv58o1 500
Ilustrasi Via Blogger

3.Syal
XvBcquAu Vg
Ilustrasi Via Blogger
Seolah menanggalkan syal kebesaran klub masing-masing, fashion casual lebih memilih memakai syal beratribut casual. Namun tidak seperti syal yang biasanya dipakai di leher, adakalanya kaum casual mengenakan syal tersebut sebagai masker

4. Kaos Dan Jaket
the firm 2009
Ilustrasi Via Theretostreet
Kaos atau jacket yang dikenakan terkesan lebih santai, tidak ribet. selain itu, penampilan mereka lebih sporty dan nyentrik.


5.Celana
53335
Ilustrasi Via Dazedigital

Kebanyakan fashion ala casual sering menggunakan celana dengan bahan keras seperti jeans, meski ada pula yang lebih suka menggunakan bahan kain.

Jika dicermati, fashion style ala casual ini ternyata cocok juga lho dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Sekedar nangkring atau kumpul bareng teman, ga ada salahnya tuh nyoba fasion ala suporter casual. 



Sumber https://sumber.com/gaya-hidup/berita-terkini-gaya-hidup/sumber/mengenal-fashion-casual-ala-suporter-sepakbola.html

APA ARTI ULTRAS DALAM SUPORTER BOLA?

Apa itu ULTRAS?




Ultras adalah jenis penggemar olahraga terkenal untuk dukungan ultra-fanatik mereka, kadang-kadang ke titik kekerasan dan kebencian nyanyian dan slogan-slogan. Mereka sebagian besar adalah pengikut sepak bola tim, biasanya di Afrika Utara dan Eropa .
Kecenderungan perilaku kelompok-kelompok ultras mencakup penggunaan suar (terutama di tifo koreografi), dukungan vokal dalam kelompok besar dan menampilkan banner di stadion sepak bola, yang semuanya dirancang untuk menciptakan suasana yang mendorong tim mereka sendiri dan mengintimidasi pemain lawan dan pendukung. Penggunaan display rumit di stadion sering adalah umum, juga.
Tindakan kelompok ultras kadang-kadang ekstrim dan mungkin dipengaruhi oleh ideologi politik atau pandangan tentang rasisme . Dalam beberapa kasus, ini pergi ke titik di mana dukungan bergairah dan setia tim seseorang menjadi sekunder dengan ideologi teoritis dari ultras fenomena.Dalam beberapa dekade terakhir, budaya telah menjadi titik fokus bagi gerakan menentang komersialisasi olahraga dan sepak bola pada khususnya 
Pada 2013, Associated Press menyatakan bahwa jaringan Ultras Mesir adalah salah satu gerakan paling terorganisir di Mesir setelah Ikhwanul Muslimin


Sejarah

 
 
Asal usul gerakan ultras diperselisihkan,dengan banyak kelompok pendukung dari berbagai negara membuat klaim semata-mata atas dasar tanggal mereka yayasan. Tingkat sengketa dan kebingungan dibantu oleh kecenderungan kontemporer (terutama di Eropa) untuk mengkategorikan semua kelompok pendukung fanatik terang-terangan sebagai ultras.Pendukung kelompok yang bersifat sebanding dengan ultras telah hadir di Brazil sejak 1939, ketika pertama torcida organizada dibentuk. Terinspirasi oleh torcidas dan adegan penuh warna dari Piala Dunia 1950 , pendukung Hajduk membentuk Torcida split pada 28 Oktober 1950.Kelompok ini sering disebut sebagai tertua ultras / torcida kelompok gaya Eropa.
Salah satu negara yang terkait erat dengan gerakan ultras adalah Italia.Yang pertama kelompok ultras Italia dibentuk pada tahun 1951, termasuk fedelissimi Granata dari Torino . Tahun 1960-an melihat penyebaran berkelanjutan dan pengembangan budaya dengan pembentukan Fossa dei Leoni dan anak laki-laki San kelompok, mantan sering dianggap di Italia sebagai kelompok ultras pertama penuh. Istilah Ultras digunakan sebagai nama untuk pertama kalinya pada tahun 1969 ketika pendukung Sampdoria membentuk Ultras Tito Cucchiaroni dan penggemar Torino membentuk Ultras Granata. Gaya dukungan yang akan menjadi identik dengan sepak bola Italia yang dikembangkan paling selama tahun 1970 karena lebih banyak kelompok terbentuk dan dukungan aktif dari ultras menjadi lebih jelas, berbeda dengan budaya "tradisional". Menampilkan koreografi, spanduk dan simbol tanda tangan, bendera raksasa, drum dan kembang api menjadi norma sebagai kelompok yang bertujuan untuk mengambil dukungan mereka ke tingkat yang lebih tinggi. dekade juga melihat kekerasan dan kerusuhan masyarakat Italia pada waktu yang tumpang tindih dengan gerakan ultras , menambahkan dimensi yang melanda sejak itu.
Gerakan ultras tersebar di seluruh Eropa selama tahun 1980, 1990 dan 2000-an , dimulai dengan negara-negara secara geografis paling dekat dengan Italia. Efek pada budaya sepakbola dari negara-negara yang terlibat lebih mendalam di beberapa dan kurang pada orang lain, seperti tingkat tertentu organisasi antara penggemar dan / atau tradisi dukungan berwarna-warni akan telah lama hadir di banyak negara. Jerman , Belgia dan Belanda , tiga negara yang sepakbola budaya yang lebih banyak dipengaruhi oleh sepak bola Inggris di masa lalu, mengalami perubahan yang signifikan. sepak bola Inggrisadalah contoh langka dari budaya sepakbola di Eropa yang belum banyak dipengaruhi oleh gerakan ultras.
  Klub-klub di Mesir menjadi kekuatan politik besar selama pemberontakan melawan Mubarak pada tahun 2011, tetapi dikenal karena permusuhan lama dengan polisi.Ketika 38 anggota Ultras Devils ditangkap di Shebeen al-Kom for "milik kelompok ilegal "plus pelanggaran kekerasan tambahan, itu dilihat sebagai tindakan keras terhadap organisasi oleh otoritas. Ultras di Turki juga telah memainkan peran dalam protes 2013 di Turki , dengan penggemar archrivals Galatasaray , Fenerbahce dan Besiktas melindungi demonstran dan bersekutu melawan kekerasan polisi. Polisi menanggapi dengan serangan di kawasan Besiktas , tempat berkembang biak utama ultras klub Beşiktaş, yang Carsi Grup .


Karakteristik

Kelompok ultras biasanya berpusat di sekitar kelompok inti dari pendiri atau pemimpin (yang cenderung memegang kendali eksekutif),dengan subkelompok yang lebih kecil yang diselenggarakan oleh lokasi, persahabatan atau sikap politik. Ultras cenderung menggunakan berbagai gaya dan ukuran spanduk dan bendera bertuliskan nama dan simbol dari kelompok mereka.Beberapa kelompok ultras menjual barang dagangan mereka sendiri untuk mengumpulkan dana untuk melakukan display.Sebuah kelompok ultras dapat nomor dari beberapa penggemar untuk ratusan atau ribuan, dengan kelompok yang lebih besar sering mengklaim seluruh bagian stadion untuk diri mereka sendiri. Kelompok ultras sering memiliki perwakilan yang liaises dengan pemilik klub secara teratur, terutama mengenai tiket, alokasi kursi dan fasilitas penyimpanan.Beberapa klub menyediakan kelompok dengan tiket yang lebih murah, ruang penyimpanan untuk bendera dan spanduk dan akses awal ke stadion sebelum pertandingan dalam rangka mempersiapkan display. Ini jenis hubungan disukai sering dikritik ketika kelompok-kelompok ultras menyalahgunakan kekuasaan mereka. 

 

Hooliganisme





Sementara kelompok-kelompok ultras dapat menjadi kekerasan, sebagian besar pertandingan dihadiri oleh ultras menyimpulkan tanpa insiden kekerasan. Tidak seperti perusahaan hooligan , yang tujuan utamanya adalah untuk melawan hooligan dari klub lain, fokus utama dari ultras umumnya untuk mendukung tim mereka sendiri.Hooligans biasanya mencoba untuk menjadi mencolok ketika mereka melakukan perjalanan, biasanya tidak mengenakan warna tim, untuk menghindari deteksi oleh polisi . Ultras cenderung lebih mencolok ketika mereka melakukan perjalanan, dengan bangga menampilkan syal dan warna klub saat tiba secara massal, yang memungkinkan polisi untuk tetap menutup mata pada gerakan mereka.
Namun, tampaknya ada tingkat crossover di beberapa negara antara ultras dan hooligan.Di Italia, ketika klub Inggris Middlesbrough memainkan pertandingan melawan AS Romapada Maret 2006, tiga penggemar Middlesbrough ditikam dalam serangan yang dituduhkan pada Roma ultras pendukung.


 Nah itu pengertian dari ULTRAS ,berikutnya pengertian dari CASUAL ,mari disimak:


 Apa itu CASUAL?






Casuals merupakan salah satu bagian dari budaya didalam sepak bola, yang identik dengan hooligansime dan pakaian-pakaian mahal bermerek. Sub kultur ini lahir pada akhir dekade 70-an, di Britania Raya, dimana ketika itu banyak para hooligan klub-klub sepak bola, mulai mengenakan pakaian-pakaian mahal untuk menghindari perhatian polisi. Mereka tidak lagi mengenakan atribut-atribut beraroma logo-logo klub kesayangan, agar tidak dikenali, sehingga lebih mudah untuk menyusup kelompok musuh dan untuk masuk kedalam pub.Jenis-jenis musik yang disukai oleh para Casuals pada akhir dekade 70-an adalah Oi!, Mod, dan Ska. Tak heran, karena beberapa Casuals itu merupakan pengikut dari sub kultur skinhead, mod, dan rude boy. Pada era 80-an, selera musik Casuals bersifat eklektik alias campur-campur. Pada akhir dekade 80-an dan 90-an awal, mereka cenderung menyukai scene Madchester (co: The Stone Roses), dan Rave. Dan di era 90-an saat sub kultur alternatif baru yang bernama Britpop, yang digunakan untuk melawan arus Grunge, para Casuals ini pun menjadi penggemar Britpop. Ada pengaruh kuat dari budaya Rave terhadap Casuals, rave sendiri cenderung menyerukan perdamaian, sehingga banyak dari Casuals ini yang mengenakan pakaian-pakaian khas mereka, namun justru menjauhkan diri dari tindak hooliganisme. Kadang-kadang banyak band-band yang bergaya Casuals saat dipanggung dan dalam sesi pemotretan, seperti yang dilakukan Damon Albarn dan kawan-kawan di BLUR dalam video “Parklife” Sejak itu Brutal pop khas BLUR (kadang disebut juga indie rock) telah menjadi jenis musik yang paling disukai oleh Casuals.

SEJARAH




Sejak pertengahan dekade 50-an, para pendukung sepak bola di Inggris sudah mulai terpengaruh dengan gaya berpakaian Teddy Boys, yang tumbuh pada masa itu. Dan asal-usul budaya Casuals sendiri dapat dilihat dalam sub kultur Mod pada awal 60-an. Para pemuda pengikut sub kultur Mod, mulai membawa gaya berpakaiannya ke dalam teras sepak bola. Kemudian pengikut-pengikut sub kultur lain seperti Skinhead juga membawa gaya berpakaiannya kedalam teras sepak bola. Ditandai dengan kebangkitan sub kultur Mod pada akhir 70-an, Casuals mulai tumbuh dan berubah setelah pendukung Liverpool, memperkenalkan merek-merek fashion Eropa yang mereka peroleh saat menemani klub kesayangan mereka melawan klub Perancis, Saint Etienne. Para pendukung Liverpool yang menemani klub kesayangan mereka menjalani laga melawan klub-klub Eropa, pulang ke Inggris dengan membawa pakaian-pakaian bermerek dari Italia dan Perancis, yang mereka jarah dari toko-toko.

Pada saat itu, para polisi masih fokus para pendukung yang bergaya Skinhead, dengan sepatu bot khasnya, Dr. Martens, dan tidak memperhatikan para penggemar yang menggunakan pakaian-pakaian mahal karya desainer-desainer ternama. Para pendukung Liverpool kemudian membawa lagi merek-merek pakaian yang tidak pernah dijumpai sebelumnya di Inggris. Dan para pendukung klub-klub lain pun mulai memburu merek-merek Eropa yang masih langka di Inggris. Adapun para pendukung Liverpool masih identik dengan Lacoste Shirt dan Adidas Training hingga saat ini. Label pakaian yang terkait dengan Casuals pada tahun 1980 meliputi: Edinburgh Woollen Mill, Fruit of the Loom, Fila, Stone Island, Fiorucci, Pepe, Benetton, Sergio Tacchini, Ralph Lauren, Henri Lloyd, Lyle & Scott, Adidas, CP Company, Ben Sherman, Fred Perry, Lacoste, Kappa, Pringle, Burberry dan Slazenger. Trend berpakaian terus berubah dan subkultur Casuals mencapai puncaknya pada akhir 1980-an. Dengan lahirnya scene musik Acid House, Rave and Madchester. Dan kekerasan dalam sub kultur Casuals memudar hingga batas tertentu.

1990s and 2000s

Pada pertengahan 1990-an, sub kultur Casuals mengalami kebangkitan besar, tetapi penekanan pada gaya telah sedikit berubah. Banyak para penggemar sepak bola mengadopsi Casuals tampak sebagai semacam seragam, mengidentifikasi bahwa mereka berbeda dari pendukung klub biasa. Merek seperti Stone Island, Aquascutum, Burberry dan CP company terlihat di hampir setiap klub, serta merek-merek klasik favorit seperti Lacoste, Paul & Shark dan Pharabouth. Pada akhir 1990-an, banyak pendukung sepak bola mulai bergerak menjauh dari merek-merek yang dianggap seragam Casuals, karena polisi mulai memerhatikan tindak tanduk Casuals. Selain itu beberapa desainer juga menarik produk-produk mereka setelah tau bahwa produk-produk mereka di pakai oleh Casuals. Meskipun beberapa Casuals terus memakai pakaian Stone Island di tahun 2000-an, banyak dari mereka yang telah mencopot logo kompas Stone Island sehingga merek pakaian mereka menjadi tidak ketahuan. Namun, dengan dua tombol masih menempel, orang yang tahu masih bisa mengenali pakaian Casuals lainnya. Pada akhir 90-an itu beberapa pasukan polisi mencoba untuk menghubungkan logo kompas Stone Island dengan neo-Nazi versi dari salib Celtic. Karena itu, label pakaian baru mulai memperoleh popularitas di antara Casuals. Seperti halnya produk-produk pakaian dari merek-merek ternama yang laku dipasaran, barang palsu yang murah juga mudah didapat. Prada, Façonnable, Hugo Boss, Fake London Genius, One True Saxon, Maharishi, Mandarina Duck, 6.876, dan Dupe telah mulai mendapatkan popularitas luas.




Casual fashion telah mengalami peningkatan popularitas di tahun 2000-an, setelah beberapa band-band Inggris seperti The Streets dan The Mitchell Brothers menggunakan pakaian kasual olahraga dalam video musik mereka. Budaya Casuals pun telah diangkat ke dalam media visual seperti film-film dan program televisi seperti ID, The Firm, Cass, The Real Football Factory dan Green Street Hooligans 1 & 2. Pada tahun 2000-an, label pakaian yang terkait dengan pakaian Casuals termasuk: Stone Island, Adidas Originals, Lyle & Scott, Fred Perry, Armani, Three stroke, Lambretta, Pharabouth dan Lacoste. Namun menjelang akhir dekade 2000-an banyak Casuals yang menggunakan label-label independen seperti Albam, YMC, APC, Folk, Nudie Jeans, Edwin, Garbstore, Engineered Garments, Wood Wood dan Superga. Namun merek besar seperti Lacoste, Ralph Lauren dan CP Company masih popular di kalangan Casuals.

Sumber http://wirayd.blogspot.com/2014/01/pengertian-dari-ultras-casual.html

ARTI SEPAKBOLA GAJAH


Istilah Sepak Bola Gajah kembali ramai diperbincangkan di berbagai media dan jejaring sosial mulai Minggu (26/10). Tepatnya setelah pertandingan yang mencederai sportivitas olah raga antara PSS Sleman melawan PSIS Semarang. Lantas dari mana lahir istilah sepak bola gajah untuk pertama kalinya?
Di pertandingan babak 8 besar Divisi Utama musim 2014 PSS Sleman memenangi pertandingan dengan skor 3-2 melawan PSIS Semarang di Stadion Akademi Angkatan Udara (AAU) Adisutjipto Yogyakarta, Sleman. Akan tetapi, kelima gol tersebut lahir dari aksi gol bunuh diri.
Ya di pertandingan tersebut kedua tim tidak berlomba-lomba saling mengalahkan, namun justru menghindari menjadi pemenang agar tampil sebagai runner-up Grup N. Lantas apa penyebabnya?
Diduga PSS dan PSIS sama-sama menghindari menjadi juara Grup N agar terhindar dari runner-up Grup P, yakni Borneo FC. Borneo dianggap sebagai lawan terberat di semifinal Divisi Utama musim 2014 dari sisi teknis dan juga lawan menakutkan dari segi nonteknis saat bermain sebagai tuan rumah.
Asal mula muncul istilah sepak bola gajah lahir pada 1988 saat pertandingan Divisi Utama Perserikatan 1987/1988 antara Persebaya Surabaya melawan Persipura Jayapura. Di pertandingan tersebut Persebaya sengaja mengalah dengan skor 0-12 untuk menjegal PSIS Semarang sebagai bentuk balas dendam.
Dendam tersebut muncul lantaran pada Divisi Utama Perserikatan 1985/1986 Persebaya merasa dikecewakan oleh PSIS karena mengalami kekalahan dari PSM Makassar yang menjadi pesaing utama Persebaya sehingga tidak bisa lolos ke babak 6 besar. Di pertandingan Persebaya melawan Persipura juga dipimpin wasit yang berasal dari Lampung yang terkenal dengan daerah di mana banyak menampilkan pertandingan gajah yang dikendalikan oleh sang pawang gajah yang juga bisa mengatur skor.
Sepak bola gajah juga terjadi pada Piala Tiger 1998 saat Indonesia menghadapi Thailand di babak penyisihan. Di laga tersebut keduanya sudah sama-sama memastikan diri lolos ke semifinal.
Anehnya bukan saling mengalahkan, Indonesia dan Thailand malah sama-sama mengincar kekalahan agar tidak bertemua tuan rumah Vietnam yang tengah begitu menakutkan. Kala itu Mursyid Effendi menjadi pemain pertama yang sengaja melakukan gol bunuh diri yang membuat Thailand merespon dengan melakukan tindakan serupa.
Hasilnya Thailand tampil sebagai pemenang dengan skor 3-2. Sementara itu, Indoensia dan Thailand mendapat sanksi dari FIFA, sedangkan Mursyid Effendi dilarang tampil di pentas internasional seumur hidup.

Sumberhttps://juara.bolasport.com/read/sepak-bola/indonesia/92261-asal-mula-istilah-sepak-bola-gajah